“Belajar Konsep” mengacu pada aktivitas individu dalam memahami sesuatu benda, proses, gejala, aturan, atau pengalaman melalui proses mengenal ciri-ciri, contoh, dan sifat dari ciri-ciri tersebut. Misalnya, konsep “manusia” dipelajari dengan cara melihat ciri-ciri manusia dibandingkan dengan non-manusia, misalnya dengan binatang atau tumbuh-tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar konsep merupakan peningkatan dari proses belajar diskriminasi. Pemahaman tersebut selanjutnya digunakan oleh individu dalam memahami hal-hal yang sama yang lebih luas dan lebih banyak.
Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu melalui proses mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh. Misalnya “Amin” adalah contoh manusia dan “kucing” adalah bukan contoh manusia. Konsep manusia akan terbentuk pada pikiran siswa dengan mengetahui bahwa “kucing bukan manusia”. Agar belajar konsep berlangsung optimal perlu dikembangkan kondisi-kondisi yang mendukungnya. Kondisi internal yang perlu dipersiapkan untuk belajar konsep adalah siswa harus sudah mampu membedakan secara pasti antara suatu objek dengan objek yang lain. Misalnya untuk memahami konsep “Bank”, siswa harus sudah mengetahui tentang “ciri-ciri bank” dibandingkan dengan yang bukan bank.
Untuk membantu siswa berhasil dalam belajar konsep dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya melaksanakan hal-hal berikut.
a. Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tertulis. Pernyataan tentang konsep ini akan masuk ke dalam sistem ingatan. Siswa dinyatakan berhasil dalam belajar konsep tersebut apabila siswa mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistem ingatannya.
b. Menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang harus dikuasai siswa. Dengan adanya contoh dan non-contoh ini, penguasaan siswa terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan apabila guru tidak memberikan contoh dan non-contoh.
c. Apabila siswa telah menguasai konsep yang sedang dipelajari, guru perlu memberikan penguatan terhadap siswa. Penguatan ini diberikan segera setelah siswa menunjukkan kemampuannya. Kesegeraan pemberian penguatan ini berpengaruh terhadap kecepatan siswa menguasai konsep yang dipelajari. Dengan adanya penguatan yang segera, siswa tidak perlu terlalu lama melakukan kegiatan “trial-and-error” untuk menguasai konsep yang dipelajari.
No comments:
Post a Comment