Seperti
halnya kita ketahui bersama, baik biaya dan beban adalah komponen yang sama-sama
mengeluarkan (kredit) kas perusahaan. Nah, kenapa diberikan nama yang berbeda ?
Lalu bagaimana dengan perbedaannya?
Biaya
(cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang
atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat (pendapatan) pada saat ini atau
mendatang bagi entitas usaha. Dinamakan setara kas (cash equivalent) karena
sumber daya non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Seperti
ketika, perusaahaan membeli keperluan kantor (office supplies) secara tunai
atau kredit, jumlah pembayaran untuk keperluan tersebut merupakan biaya perolehan
keperluan kantor. Sebaliknya, walaupun pembayaran deviden kpd para pemegang
saham juga merupakan sebuah bentuk pembayaran, namun pembayaran itu bukanlah
biaya karena pembayaran deviden tidak menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
Demikian pula, suatu pembayaran kas untuk melunasi kredit (pinjaman) bukan
merupakan biaya karena pelunasan kredit tidak menghasilkan pendapatan. (Henry
Simamora ; 39 – 40 ; 2002 Akuntansi Manajemen edisi II)
Biaya
(cost) pada mulanya dapat dicatat sebagai aktiva (asset) atau sebagai beban
(expense). Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode
berjalan / sekarang (current periode) biasanya dicatat sebagai beban
dibandingkan aktiva. proses pencatatan ini disebut pembebanan / pelekatan
(expensing) biaya. Beban memberikan jasa kini kepada organisasi, yang pada
gilirannya menghasilkan pendapatan. Sebagai contoh ; pembayaran 2.000.000 untuk
sewa kantor bulan ini biasanya akan dicatat sebagai beban (beban sewa)
dibandingkan sebagai aktiva (sewa dibayar dimuka).
Biaya
(Cost) adalah sejumlah belanja yang dicatat seluruhnya sebagai harta dan akan
menjadi pengeluaran ketika dihabiskan dimasa depan. Jadi perkiraan biaya adalah
perkiraan harta contohnya Persediaan.
Beban /
pengeluaran (Expense) adalah pembelanjaan yang sekarang dikonsumsi atau biaya
yang telah dihabiskan.
Biaya
yang pada mulanya dicatat sebagai aktiva akan memberikan manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Pencatatan suatu biaya sebagai aktiva sering disebut
sebagai kapitalisasi (capitalizing) biaya. Pada saat aktiva dipakai untuk
menghasilkan pendaptan, biaya aktiva tersebut haruslah diakui sebagai beban
guna membandingkan secara benar pendaptan dan beban dalam menentukan laba
periodic.
Biaya
menurut Zaki Baridwan (2005 ; 17) dalam arti luas adalah “Pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu“.
Dari
definisi tersebut dapat dilihat adanya 4 unsur pokok , yaitu :
1.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2.
Biaya diukur dalam satuan uang
3. Yang
telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Sedangkan
dalam arti sempit biaya diartikan sebagai “Pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva“.
Soemita
(2003;04) mengemukakan bahwa biaya adalah “Harga pokok atau bagiannya yang
telah dimanfaatkan/dikonsumsi untuk memperoleh laba”.
Haryo
Yusuf (2007 ;24) mengemukakan bahwa Biaya adalah “Harga pokok barang yang
dijual dan jasa – jasa yang dikonsumsikan untuk menghasilkan pendapatan”.
Tujuan
dari biaya :
1.
Untuk menentukan harga pokok
2.
Efisiensi biaya
3.
Untuk pengambilan biaya
Data
biaya merupakan alat dasar bagi manajemen perusahaan untuk kepentingan
perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Agar informasi biaya yang
di hasilkan proses akuntansi dapat memenuhi kepentingan tersebut, dapat
digolongkan menjadi golongan – golongan biaya yang relevan dengan kepentingan
manajemen.
Dari
definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan
ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil berupa aktiva
dalam aktivitasnya. Biaya merupakan pengorbanan yang telah atau akan dikonsumsi
oleh perusahaan atas kegiatan usaha atau produksi barang atau jasanya dalam
rangka memperoleh laba, penghasilan atau pendapatan sebagaimana yang diharapkan
terjadi.
PENGGOLONGAN
BIAYA
Dalam
akuntansi biaya , biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya
penggolongan biaya ini didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dengan
penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal adanya konsep beda
biaya beda tujuan. Dan biaya dapas digolongkan menurut :
1.
Obyek pengeluaran
Dalam
penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.
Misalnya nama obyek adalah bahan bakar, maka semua pengeluarann yang
berhhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya bahan bakar’.
2.
Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam
perusahaan manufactur ada tiga fungsi pokok yaitu produksi, pemasaran,
administrasi dan umum. Sehingga biayanya pun adalah biaya produksi, biaya
pemasaran dan biaya administrasi dan umum.
3.
Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu
yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, sehingga biaya dapat
dikelompokan menjadi ;
- Biaya
Langsung (direct cost)
- Biaya
tidak langsung (indirect cost)
Biaya langsung menurut Hadikusumo
(2006;22) adalah “ Biaya yang terjadi, yang penyebab satu – satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut
tidak ada maka biaya langsung ini tidak akan terjadi “. Dan biaya ini terdiri
atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya tidak langsung menurut Mulyadi
(2005;16) adalah “ Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai, dan biaya ini tidak mudah diidentifikaasi denganproduk tertentu
“ dan biaya ini terdiri atas biaya produksi tidak langsung dan biaya overhead
pabrik.
4.
Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
Dalam
golongan ini menurut S. Husnan (2007;35) biaya dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1. Biaya variable
Biaya
variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
2. Biaya semivariable
Biaya
semivariable adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
3. Biaya semifixed
Biaya
semifixed adalah biaya yang tetap untuk volume kegiatan tertentu dan berubah
dengan jumlah yang constant pada volume produksi tertentu.
4. Biaya tetap
Biaya
tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
tertentu.
5.
Jangka waktu manfaatnya
Atas
dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :
-
Pengeluaran modal (capital expenditure)
Adalah
biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
-
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Adalah
biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut.
Pengukuran dan Pengakuan Biaya
Menurut Kusnadi. Dkk (2000;253) biaya
harus diukur dalam pengertian transaksi dimana perusahaan adalah merupakan
salah satu pihak dalam transaksi tersebut dan diukur dengan
pengeluaran–pengeluaran kas pada masa lalu, sekarang ataupun pada masa yang
akan datang. Dalam masing – masing pandangan tentang income
tersebut maka tujuannya adalah untuk mengukur berapa jumlah income yang
sesungguhnya untuk periode yang sedang berjalan dan memasukkan dalam periode
yang akan datang tersebut. Pengukuran–pengukuran yang umum dilakukan terhadap
exspenses, adalah biaya historis, pengukuran tahun berjalan.
Menurut
Slamet Sugiri dan Sumiyana (2005;35) Biaya diukur sebesar jumlah aliran keluar
( kas atau aktiva lainnya ) atau kenaikan kewajiban ( atau kombinasi dari
keduannya ) pada saat terjadi transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa
yang menjadi kegiatan utama perusahaan. Transaksi penjualan / penyerahan barang
/ jasa kepada konsumen merupakan transaksi ekstern. Perubahan dalam biaya
dicatat (diakui) hanya apabila telah terjadi transaksi ekstern saja.
Meski
biaya sudah jelas sebagai aliran keluar ( kas atau aktiva lain), namun masih
dijumpai kesulitan dalam menentukan aliran keluar mana yang seharusnya
ditandingkan dengan pendapatan periode sekarang. Memang terdapat aliran keluar
seperti harga pokok penjualan ( kas produk terjual ) yang dapat dikaitkan
secara langsung pendapatan periode sekarang. Juga terdapat aliran keluar yang
terkait dengan periode mendatang dana oleh sebab itu, masih diakui sebagai
aktiva neraca.
Apabila
potensi jasa atau manfaat ekonomi aliran keluar yang diaktivakan tadi telah
habis maka barulah aliran keluar tersebut diakui sebagai biaya yang
ditandingkan dengan pendapatan periode sekarang. Oleh karena terdapat kesulitan
untuk menandingkan aliran keluar dengan pendapatan, maka ditempuh prinsip
penandingan Pendapatan dan Biaya.
No comments:
Post a Comment