Tips Belajar Akuntansi

Analisa Kelayakan Pemberian Kredit

Pemberian kredit kepada pelanggan dilakukan berdasarkan analisa kelayakan pemberian kredit Analisa kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan pada dasarnya adalah memperkirakan kemampuan pelanggan dalam mengelola usahanya sehingga akan dapat membayar kewajibannya.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan :
  • Menerapkan prinsip-prinsip umum pemberian kredit.

  • Menganalisa berkas dokumen atau catatan pelanggan.

  • Mencari masukan dari sumber-sumber lain, misalnya : daftar hitam penunggak kredit, kelompok usaha yang sejenis, mitra usaha pelanggan.
Dari uraian tersebut, analisis kelayakan kredit dimaksudkan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Dengan analisis kelayakan kredit, dapat menentukan tingkat kepercayaan kepada pelanggan dan dapat menghidari kemungkinan terjadinya kerugian di masa yang akan datang akibat adanya kredit macet. Secara umum analisis kelayakan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan Prinsip 5C, Analisis Umur Piutang,  dan Analisis Ratio.

Prinsip Penilaian Kredit

Prinsip penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan dengan penilaian menggunakan Prinsip 5C. Dalam penilaian ini, calon debitur akan dinilai berdasarkan penilaian aspek : Character, Capacity, Capital, Condition of economy, dan  Collateral. Yang dimaksud masing-masing aspek tersebut sebagai berikut :

  • Character adalah aspek watak atau kepribadian calon debitur. Apakah calon debitur memiliki berkelakuan yang baik dan selalu berusaha memenuhi janji.
  • Capacity adalah aspek kemampuan (kapasitas) calon debitur dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya order dan kelancaran pengembalian kredit.
  • Capital adalah aspek modal calon debitur. Hal yang perlu diketahui adalah besarnya modal, hutang serta komposisi kekayaan perusahaan calon dibitur sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas perusahaan calon debitur. Tingkat likuiditas akan menunjukan kemempuan perusahaan dalam pengembalian kredit.
  • Condition of economy adalah aspek pengaruh dari trend perekonomian secara umum yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap usaha calon debitur.
  • Collateral adalah aspek jaminan dalam bentuk harta benda milik calon debitur, atau pihak lain sebagai penjamin. Namun untuk penjualan kredit yang diutamakan bukan jaminan tetapi kelancaran usaha dari calon debitur
Analisis Umur Piutang

Analisis ini dapat digunakan untuk pelanggan lama dengan data yang telah tersedia di perusahaan. Data yang diperlukan dapat diambil dari data mutasi piutang yang ada di Kartu Piutang. Dalam analisis ini, piutang dipisahkan menjadi piutang yang belum menunggak dan piutang yang telah menunggak. Dengan demikian akan diketahui tingkat  bonafiditas dan status kredit dari para debitur. Selanjutnya hasil analisis digunakan sebagai pedoman untuk menentukan pemberian kredit kepada pelanggan apabila pelanggan yang bersangkutan mengajukan permohonan kredit kembali.

Analisa Ratio

Untuk kepentingan perhitungan analisa ratio, para calon pelanggan dimintakan melampirkan laporan keuangan, antara lain Neraca dan Laporan Rugi Laba, biasanya untuk dua periode terakhir. Hal ini dilakukan perusahaan demi keamanan dikemudian hari, sehubungan dengan pemberian kredit.
Ada beberapa analisa ratio yang dapat digunakan, antara lain :

1. Ratio Likuiditas

Ratio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau utang jangka pendek. Likuiditas perusahaan diketahui dengan cara membandingkan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Ratio yang dikatakan baik atau sehat apabila hasil perbandingan yang diperoleh  AL  :  HL  =  2  :  1, artinya satu rupiah hutang jangka pendek dijamin dengan dua rupiah aktiva lancar atau harta lancar.


Besarnya ratio likuiditas =

   

atau



2. Ratio Solvabilitas

Ratio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dibubarkan. Dengan kata lain, ratio ini menunjukan cukup tidaknya harta perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya . Ratio ini dihitung dengan cara membandingkan antara Total Aktiva dengan Total Hutang (TA : TH), dikata baik apabila perbandingannya 1,5 : 1, minimal  1 : 1.
Apabila Total Aktivanya kurang 1, maka perusahaan tersebut dalam keadaan kurang solvable.

Contoh :



Besarnya ratio likuiditas =



atau



3. Ratio Rentabilitas

Ratio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Ratio rentabilitas pada dasarnya dihitung dengan cara :



Misalnya : Laba yang diperoleh perusahaan Rp 40.000.000,00, modal yang digunakan dalam operasi perusahaan sebesar Rp 200.000.000,00, maka besarnya rentabilitas adalah



Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dikatakan cukup baik apabila persentase ratio rentabilitas yang diperoleh perusahaan lebih besar dari pada  persentase tingkat bunga deposito bank yang berlaku. Disamping itu, dapat juga dibandingkan dengan rata-rata tingkat rentabilitas yang dicapai perusahaan yang sejenis.

4. Average Collecting Periode

Digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang dapat diterima pembayarannya. Semakin pendek waktu penerimaan piutang akan semakin baik, karena modal yang tertanam dalam piutang semakin kecil. Hal inipun dapat juga dibandingkan dengan syarat pembayaran yang diberikan oleh pelanggan kepada konsumennya. Sehingga dapat diketahui konsumen pelanggan tersebut banyak yang lewat jatuh tempo atau tidakpembayarannya.

Rata-rata lamanya piutang dapat diterima pembayarannya dihitung sebagai berikut :





Contoh :



Maka besarnya piutang rata-rata = (40.000.000  +  60.000.000) / 2  = 50.000.000


5. Inventory Turn Over

Digunakan untuk mengetahui tingkat peputaran mutasi barang pada suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran menunjukan kedaan yang semakin baik, karena berarti barang tersimpan di gudang akan semakin pendek waktunya. Inventory turn over (perputaran persediaan) dihitung sebagi berikut :



Dengan diketahuinya inventory turn over, maka  rata-rata lamanya persediaan tersimpan di gudang dapat dihitung sebagai berikut :


Contoh :



Maka besarnya persediaan  rata-rata = (40.000.000  +  80.000.000) / 2  = 60.000.000


Dengan inventory turn over 12 kali dalam satu tahun, maka lamanya persediaan tersimpan di gudang rata-rata selama :


Share:

No comments:

Post a Comment