Pemahaman
(understanding) pada pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua. Menurut Skemp
(1976) dalam Wahyudi (2001). Pemahaman yang pertama disebut pemahaman
instruksional (instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan
bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak
tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, siswa pada tahapan
ini juga belum atau tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang
berkaitan. Selanjutnya, pemahaman yang kedua disebut pemahaman relasional
(relational understanding). Pada tahapan tingkatan ini, menurut Skemp, siswa
tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tetapi dia juga tahu
bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia dapat menggunakannya
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain.
Menurut Byers dan
Herscovics (1977) dalam Wahyudi (2001) menganalisis ide Skemp itu dan
mengembangkannya lebih jauh. yaitu, siswa terlebih dahulu berada pada tingkatan
pemahaman antara, yaitu tingkatan pemahaman intuitif (intuitive understanding)
dan tingkatan pemahaman formal (formal understanding). Pertama, sebelum sampai
pada tingkatan pemahaman instruksional, siswa terlebih dahulu berada pada
tingkatan pemahaman intuitif. Mereka mendefinisikannya sebagai berikut.
"Intuitive understanding is the ability to solve a problem without prior
analysis of the problem." Pada tahap tingkatan ini siswa sering menebak
jawaban berdasarkan pengalaman-pengalaman keseharian dan tanpa melakukan
analisis terlebih dahulu. Akibatnya, meskipun siswa dapat menjawab suatu
pertanyaan dengan benar, tetapi dia tidak dapat menjelaskan kenapa (why).
Kedua, sebelum siswa sampai pada tingkatan pemahaman relasional, biasanya
mereka akan melewati tingkatan pemahaman antara yang disebut dengan pemahaman
formal.
Selanjutnya Buxton
(1978) dalam Wahyudi (2001) juga menanggapi pendapat Skemp tersebut dan
mengembangkan dua pemahaman dari Skemp menjadi empat pemahaman. Pemahaman
pertama disebut pemahaman meniru (rote learning). Pada tingkatan ini siswa
dapat mengerjakan suatu soal tetapi tidak tahu mengapa. Pemahaman kedua disebut
pemahaman observasi (observational understanding). Pada tingkatan ini siswa
menjadi lebih mengerti setelah melihat adanya suatu pola (pattern) atau
kecenderungan. Pemahaman ketiga yang disebutnya sebagai tingkatan pemahaman
pencerahan (insightful understanding). Pemahaman keempat adalah tingkatan
pemahaman relasional, pada tingkatan pemahaman ini, siswa tidak hanya tahu
tentang penyelesaian suatu masalah, melainkan dia juga dapat menerapkannya pada
situasi lain, baik yang relevan maupun yang lebih kompleks.
No comments:
Post a Comment