Tips Belajar Akuntansi

Pembelajaran Berorintasi Proses Belajar Pemecahan Masalah

“Belajar Pemecahan Masalah” mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Kesistematisan berpikir ini terlukis dalam langkah-langkah yang ditempuhnya. Secara umum langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut.


1.   Merasakan adanya masalah,


2.   Merumuskan masalah secara khusus dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan,


3.   Memberikan jawaban sementara atau hipotesis atas masalah yang diajukan,


4.   Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi dalam rangka menguji tepat tidaknya jawaban sementara yang diberikan, serta


5.     Merumuskan kesimpulan mengenai pemecahan masalah tersebut dan mencoba melihat kemungkinan penerapan dari kesimpulan itu.


Agar peserta didik dapat berhasil dalam belajar pemecahan masalah, mereka harus memiliki:


a.   kemampuan mengingat konsep, aturan atau hukum yang telah dipelajari. Misalnya, dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan matematika, siswa harus mampu mengingat aturan-aturan penghitungan dan dapat mengingatnya dalam waktu yang cepat;


b.   informasi yang terorganisasi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi; serta


c.   kemampuan strategi kognitif, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk mengarahkan dan memonitor penggunaan konsep-konsep atau aturan. Misalnya kemampuan dalam memilih dan mengubah cara-cara mempelajari, mengingat, dan memikirkan sesuatu. Kemampuan ini merupakan keterampilan internal yang terorganisasi, yang mempengaruhi proses berpikir individu. Contoh kemampuan strategi kognitif adalah cara menganalisis masalah, teknik berpikir, pendekatan masalah, dan sebagainya. Fungsi dari strategi kognitif adalah memecahkan masalah secara praktis dan efisien.



Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya mengajukan berbagai permasalahan yang menarik. Masalah yang menarik bagi siswa adalah sesuatu yang baru. Dalam arti, masalah tersebut belum pernah disampaikan kepada peserta didik Di samping itu, masalah yang diberikan hendaknya berada dalam jangkauan peserta didik yakni sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki.


Agar peserta didik berhasil dalam belajar pemecahan masalah, guru hendaknya memberikan petunjuk yang jelas. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan yang diajukan untuk mengingat kembali konsep, hukum, atau aturan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Petunjuk tersebut dapat juga berupa bimbingan dalam mengarahkan pemikiran siswa.

Share:

No comments:

Post a Comment