Motivasi berprestasi menurut kamus istilah Manajemen Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen adalah: Suatu usaha untuk mencapai sukses, yang bertujuan untuk berhasil dalam berkompetisi suatu ukuran keunggulan. (Moekijat, 2001:5). Ukuran keunggulan yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa prestasi orang lain, tetapi dapat juga berupa prestasi orang itu sendiri yang dicapai pada waktu sebelumnya. Seseorang yang takut terhadap kegagalan dapat menggangu keberhasilan belajarnya.
Ciri orang yang mempuyai motivasi berprestasi tinggi menurut Moekijat (2001:12) bahwa orang yang mempunyai prestasi tinggi cenderung memiliki kekhawatiran akan gagal. Disamping itu orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki sikap positif terhadap situasi yang mendukung ter adinya motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi adalah suatu kecenderungan seseorang untuk
meningkatkan atau mempertahankan kecakapan dalam semua bidang dengan
standar kualitas sebagai pedomannya. Standar kualitas motivasi berprestasi
menurut Heckhusen dalam Rofiatul Hosna (2000), adalah: (1) dalam
menyelesaiakan tugas harus baik, (2) membandingkan dengan prestasi sebelumnya, (3) membandingkan dengan prestasi yang diperoleh orang lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : motivasi merupakan suatu kondisi yang menimbulkan dan mengaktifkan perilaku, yaitu dengan cara meningkatkan intensitas dan mengarahkan perilaku. Jadi adanya motivasi merupakan indikator kesungguhan dan kontinuitas perilaku yang mengarah pada objek tertentu.
Membahas tentang motivasi tidak terlepas dari pembahasan tentang perilaku secara keseluruhan, karena motivasi adalah proses penyebab timbulnya perilaku, banyak teori yang membahas motivasi sebagai sebab timbulnya perilaku, namun secara garis besar teori-teori tersebut dapat digolongkan menjadi tiga golongan. Yaitu: (a) teori insting, (b) teori dorongan (drive), dan (c) teori kognitif (Moekijat 2000). Proses timbulnya teori motivasi di atas dimulai dari adanya kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya internal. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menimbulkan ketegangan pada organisme dan keterangan ini menimbulkan suatu dorongan yang bertujuan mengadakan pemuasan terhadap kebutuhan agar ketegangan yang sedang berlangsung hilang atau berkurang. Pemuasan terhadap kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan dihadirkannya objek pemuman pada dunia eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal mempunyaoi fungsi yang sarna dalam menggerakkan organisme, sehinggga timbul suatu ak-tifitas.
Menurut Mc dougall dan Hull (dalam Petri, 1988) pendekatan-pendekatan di atas sama-sama tidak menyangkal terhadap fungsi faktor suatu -kondisi yang meningkatkan intensitas dan mengarahkan perilaku. Jadi adanya motivasi merupakan indikator kesungguhan dan kontinuitas perilaku yang mengarah pada objek tertentu. Membahas tentang motivasi tidak terlepas dari pembahasan tentang perilaku secara keseluruhan, karena motivasi adalah proses penyebab timbulnya perilaku, banyak teori yang membahas motivasi sebagai sebab timbulnya perilaku, namun secara garis besar teori-teori tersebut dapat digolongkan menjadi tiga golongan. Yaitu: (a) teori insting, (b) teori dorongan (drive), dan (c) teori kognitif (Moekijat 2000). Proses timbulnya teori motivasi di atas dimulai dari adanya kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya internal. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menimbulkan ketegangan pada organisme dan keterangan ini menimbulkan suatu dorongan yang bertujuan mengadakan pemuasan terhadap kebutuhan agar ketegangan yang sedang berlangsung hilang atau berkurang. Pemuasan terhadap kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan dihadirkannya objek pemuasan pada dunia eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal mempunyai fungsi yang sama dalam menggerakkan organisme, sehinggga timbul suatu ak-tifitas.
Menurut Mc dougall dan Hull (dalam Petri, 1988) pendekatan-pendekatan di atas sama-sama tidak menyangkal terhadap fungsi faktor internal sebagai penyebab timbulnya perilaku, tetapi masih terdapat perbedaan dalam menetapkan istilah motivasi. Misalnya ada yang menyatakan bahwa motivasi itu adalah faktor internal, sedangkan faktor eksternal adalah faktor non motivasional. Menurut Petri, (1988) ada pula yang menyatakan bahwa motivasi itu menyangkut faktor eksternal. Terlepas dari perbedaan dan penerapan istilah yang dikemukakan di atas, motivasi yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang menggerakkan organisme baik itu sumbernya dari faktor internal dan faktor eksternal sesuai dengan pendapat yang lebih lanjut.
Motivasi merupakan suatu proses yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan, motivasi adalah kontruksi yang mengaktifkan dan mengarahkan perilaku dengan cars memberi dorongan atau days organisme, sehingga terjadi perilaku. Petri (1988) berkeyakinan bahwa perilaku selain refleks-refleks tidak akan ter adi tanpa adanya motivasi yang juga disebutnya dengan istilah Drive. Motivasi merupakan suatu kontruksi dengan tiga karakteristik yaitu intensitas dan arch pada individu melakukan sesuatu secara terus menerus. Petri (1988) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu istilah untuk menyatakan identitas suatu perilaku. Artinya identitas atau perilaku tergantung pada besar kecilnya motivasi yang ada.
Berdasarkan pada pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi yang menimbulkan dan mengaktifkan perilaku, yaitu dengan cars meningkatkan intensitas dan mengarahkan prilaku. Dengan demikian perilaku ter adi secara persistem dan mengarah pada tujuan tertentu. Jadi adanya motivasi merupakan indikator kesungguhan dan kontinuitas perilaku yang mengarah pada objek tertentu.
No comments:
Post a Comment