Tips Belajar Akuntansi

Budaya Menulis dan Meneliti di Kalangan Guru

Kemampuan guru untuk menuliskan gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan masih sangat rendah. Beberapa hal seperti waktu yang dimiliki sebagian guru merupakan kambing hitam yang kerapkali dijadikan alasan mengapa para guru enggan untuk menulis. Sebagian lain menyatakan bahwa menulis meruapakan bakat sehingga tidak semua orang dapat menulis dengan baik. Padahal sebagai sebuah media, menulis memungkinkan seorang guru untuk menyampaikan gagasannya tentang apa saja, khususnya tentang profesinya selaku pendidik.

Sebagai bukti bahwa menulis adalah sesuatu yang mudah dan sebenarnya telah dimulai oleh guru sebelumnya adalah kebiasaan untuk mengisi jurnal mengajar setiap hari. Menuliskan aktivitas apa saja yang telah dilakukan selama mengajar, aktivitas siswa selama pembelajaran oleh guru, keadaan sekolah dan siswa merupakan tema sederhana dan mudah untuk dijadikan ide awal dalam guru menulis. Sesuatu yang harus ditanamkan didalam hati adalah bahwa menulis merupakan hal yang mudah.

Selanjutnya, selain lemah dalam menulis dan beum adanya budaya menulis dikalangan guru, meneliti juga merupakan sesuatu yang belum menjadi budaya dikalangan guru. Meneliti sering hanya diasumsikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Padahal sebagai tanggungjawab profesi yang dimilikinya maka seorang guru mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya, mengasah atau bahkan menambahnya melalui kegiatan penelitian. Topik penelitian yang memungkinkan seorang guru untuk diangkat adalah tentang apa yang dia lakukan di kelas, permasalahan yang mengemuka di kelas, dan inovasi yang dilakukannya terhadap pembelajaran di kelas.

Keuntungan adanya penelitian oleh guru adalah dapat menjadi alat ampuh untuk (1) meningkatkan kerjasama antar guru, terutama guru antar mata pelajaran, (2) saling bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai masalah-masalah pembelajaran yang mereka hadapi bersama, (3) menjadi sarana komunikasi dan kolaborasi (kemitraan) antara guru dengan dosen sebidang studi (Susilo, 2001 :  23).

Saat ini penting untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran aktual oleh orang yang terlibat langsung dalam kelas yaitu guru. Penelitian ini dikenal sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau class room action research. PTK di Indonesia merupakan yang mengemuka karena jenis program ini menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk (1) perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas; (2) implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa dan keberhasilan proses dan implementasi berbagai program sekolah (Natawijaya, 1999).

Secara singkat, Natawijaya telah mendefinisikan bahwa PTK sebagai bentuk kajian bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan
Share:

No comments:

Post a Comment