Tips Belajar Akuntansi

Guru, Sekolah dan Kaderisasi Bangsa

Satu hal jarang dan hampir dilupakan oleh guru adalah peran jangka panjangnya dalam dinamika kehidupan. Padahal proses pendidikan merupakan proses yang kita sepakati sebagai bagian membuat bangunan sebuah negara. Pendidikan merupakan bagian integral dari penanaman nilai, pembentukan watak diluar tugas pokoknya sebagai transfer pengetahuan dan teknologi. Diakui atau tidak sebagian dari kita masih bertanya tentang "hak" daripada "kewajiban". Meski tidak bisa kita pungkiri bahwa guru juga merupakan sumber penghasilan kita.

Namun tentunya kita tidak ingin memperdebatkan hal tersebut dalam tulisan ini, memaksimalkan peran guru bagi saya masih belum pernah dilakukan oleh kebanyakan dari kita. Maksud dari maksimalisasi peran guru disini adalah bagaimana guru tidak hanya puas dengan capaian pembelajarannya, akan tetapi lebih pada "bagaimana perilaku siswa yang sudah terbentuk". Sebab pembelajaran adalah sebuah proses perubahan perilaku, tanpanya pembelajaran hanyalah proses yang tidak bermakna.

Tanpa melihat kekurangannya pembelajaran yang terjadi pada era yang lalu telah mampu melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang hingga kini mampu kita teladani. siapakah mereka ? Sebut saja, Bung Karno, siapakah dia, sejauh ini kita hanya mengenal beliau sebagai presiden pertama Indonesia, tokoh proklamasi, tapi jarang diantara kita menilai Bung Karno sebagai capaian yang luar biasa dari sebuah proses pendidikan atau pembelajaran.

Ini merupakan kondisi nyata bahwa persepsi kita semua tentang hasil sebuah proses pembelajaran hanya sebatas nilai atau prestasi belum sebuah perilaku. Sebuah hal yang tidak mudah memang, namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan bukan? Disinilah pokok persoalan yang kemudian ingin kita bahas.

Coba kita kaji sebuah konsep sederhana, arti "kader" kader adalah individu yang percaya terhadap teori dan nilai yang selanjutnya diwujudkan dalam tindakan atau perilaku. Bayangkan jika seorang siswa mampu bersikap demikian, tentu sekolah akan lebih dari hari ini kondisinya. Siapa yang tidak tahu bahwa tugas guru itu "sulit dan berat" tapi apa dengan itu seorang guru harus "dikasihani" dan berkeluh kesah. Beratnya tugas guru sebenarnya akan lebih mudah jika seorang guru itu mampu berbagi peran dengan siswanya.

Hal baru yang patut dicoba adalah memberi peran dan ruang yang lebih besar bagi siswa kita. Perlu kita memberikan kepada mereka kemampuan untuk mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Menanamkan kepada mereka kecerdasan untuk berfikir dan bersikap terhadap apa yang dihadapi. Hal ini pernah ditulis oleh Prof. Zainuddin Maliki sebagai resilent behaviour, individu yang aktif dan mandiri.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru perlu membangun sekolahnya sebagai ruang kaderisasi, berikut beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru;

a. Peran guru pendamping belajar

Dalam menjalankan peran ini seorang guru harus mampu melakukan lima hal dasar;

- penyadaran; memberikan kesadaran belajar kepada siswa sekaligus tentang tugas dan tanggungjawabnya

- pembelajaran; melakukan transfer pengetahuan dan teknologi oleh sebab itu seorang guru harus terus belajar

- pemberdayaan; meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya

- penguatan; memberikan motivasi dan pernghargaan atas capaian yang telah dilakukan oleh siswa

b. Peran pelayanan

Peran ini bukanlah peran pokok seorang guru, namun merupakan penunjang keberhasilan dan keberlanjutan proses yang dilakukan oleh seorang guru. Tentunya sebuah upaya tindakan akan tidak berarti tanpa sebuah proses perencanaan, penyelesaian masalah takkan berarti tanpa proses begitu juga keberhasilan tidak akan berarti jika tanpa proses berbagi atau keberlanjutan. Beberapa hal yang patut dilakukan oleh guru;

- administrasi dan manajemen belajar

- aktif dalam kegiatan pengembangan profesi (jaringan kerja)

- kepemimpinan kepada siswa

c. Peran fasilitasi

Peran terakhir yang harus dilakukan oleh seorang guru menfasilitasi siswa di sekolah, aspek fasilitasi yang dimaksud meliputi;

- pemecahan masalah siswa

- pemenuhan kebutuhan siswa

- mempermudah akses belajar (peluang) siswa

Sejauh ini hal ini masih merupakan konsep dan adalah tugas kita untuk membuktikan sejauhmana peran kita sebagai guru untuk mewarnai dan menciptakan kader bangsa dari siswa yang kita tempa dalam pembelajaran di kelas dan sekolah. Bukan sebuah hal yang mustahil jika hal yang sulit dapat kita wujudkan sebab tugas yang besar selalu dimulai dari sebuah langkah. Mari melangkah untuk sebuah perubahan.

Share:

No comments:

Post a Comment