Metode Demonstrasi Realistik/Realistics Mathematics Eduation (RME)
Perkembangan matematika yang mengunakan metode demonstrasi atau realistic telah berkembang di beberapa negara maju, misalnya : di Belanda dengan nama Realistics Mathematics Eduation (RME), di Amerika berkembang dengan nama Contextual Teaching Education Learning in Mathematics (CTL) atau Contextual Mathematics Education (CMA) di Belanda RME telah berkembang sejak tahun 1970-an dan usaha pengembangan masih terus berlanjut dikarenakan menurut Suryanto dalam Wardhani (2003:3) ada alasan yang mendukung perkembangan tersebut yaitu :
(1) Pendidikan matematika mekanistik
Yaitu pendidikan matematika yang berfokus pada prosedur penyelesaian soal belum sepenuhnya dapat disingkirkan.
(2) RME berlandaskan pada paham matematika dinamis
Matematika merupakan kegiatan manusia sehingga teori pendidikan matematika bukan teori yang terhenti.
Ide RME dikemukakan oleh Hans Freenthal dari Belanda, gagasan ini muncul karena adanya perkembangan matematika modern di Amerika dan praktek pembelajaran matematika yang terlalu mekanistik di Belanda. Pembelajaran mekanistik yang dimaksud adalah guru memberi siswa suatu rumus, kemudian memberi contoh cara menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal diikuti dengan memberi soal latihan sebanyak-banyaknya tentang penggunaan rumus tersebut. Untuk pengembangan dan penerapan guru memberi soal cerita yang dapat diselesaikan dengan rumus tadi. Pada era 1980 terjadi perubahan dasar teori belajar pada pembelajaran matematika yaitu dari behaviorisme kearah kontruktivisme realistik.
Sedangkan perkembangan pembalajaran matematika yang menggunakan metode demonstrasi di Indonesia, Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SD bekerja sama dengan Balai Pembinaan Guru mengadakan pembinaan guru untuk menambah wawasan guru tentang bagaimana pembelajaran suatu materi matematika yang menggunakan metode demonstrasi atau realistic
Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi Realistik.
Karekteristik adalah ciri khas yang membedakan dengan yang lain. Ada beberapa ciri khas yang ada pembelajaran matematika yang menggunakan metode demonstrasi .
(a) Digunakannya masalah atau soal-soal konkret atau yang ada dalam pikiran siswa
Yang disebut dengan masalah realistik sebagai titik awal proses pembelajaran. Melalui masalah realistik sebagai titik awal proses pembelajaran. Diharapkan dapat membuat siswa berfikir aktif sejak awal dan siswa sendiri menemukan konsep yang akan dipelajari, peran guru hanya sebagai fasilitator.
Peran guru sebagai fasilitator antara lain adalah memberikan kegiatan yang meransgang keingintahuan siswa dan membantu sisswa dalam mengungkapkan gagasannya, menunjukkan pemeikiran siswa dapat sejalan atau tidak untuk menghadapi persoalan baru yang ditemui. Setelah siswa menyelesaikan masalah menurut cara berpikir siswa maka guru bersama siswa membahas konsep yang dipelajari.
(b) Siswa didorong untuk menemukan atau memunculkan suatu cara
Alat atau model matematis sehingga diperoleh pemahaman tentang hal yang dipelajari dari masalah atau soal realistik yang dihadapi.
(c) Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Selain diusahakan siswa sendiri yang menemukan cara atau model dan pemahaman konsep juga dapat dengan berdiskusi dengan temannya atau dengan bantuan guru, sehingga pemebrian informasi yang suah jadi sebaiknya dihindari. Sehubungan dengan hal tersebut maka interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa menjadi penting, sebaiknya belajar berkelompok karena biasanya siswa akan tidak sungkan bertanya pada temannya yang sebaya.
Ciri berikutnya adalah siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi yaitu berpikir tentang hal-hal yang baru dipelajari. Siswa dapat mengendapkan hal-hal yang baru dipelajarinya sehingga merupakan pengetahuan baru atau merupakan pengayaan penegtahuan ataupun revisi terhadap pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Cara melakukan refleksi antara siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hal yang baru saja dipelajari, menyampaikan gagasan, membuat kesimpulan.
Dari beberapa karaktersitik atau ciri khas uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran matematika yang menggunakan metode demonstrasi atau realistik adalah :
(a) Disampaikan masalah realistis untuk diselesaikan oleh siswa
(b) Digunakan model realistis sebagai jembatan antara dunia real dan abstrak.
(c) Adanya interaksi antara guru dengan siswa (demokratis)
(d) Proses pembelajaran berlangsung seimbang antara dunia riil dan abstrak.
Pembelajaran tidak hanya menekankan pada langkah-langkah penyelesaian soal tetapi adanya penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Berdasarkan karateristik tersebut dalam pembelajaran matematika kontektual adalah guru memberikan masalah yang nyata atau dapat dibayangkan oleh siswa, menjelaskan masalah kontekstual, siswa menyelesaikan masalah kontekstual secara individu ataupun kelompok dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran. Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban secara berkelompok. Dari hasil diskusi guru mengarahkan untuk menarik kesimpulan suatu konsep.
Aspek Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Demonstrasi Realistik.
Rancangan pembelajaran yang kontekstual langkahnya harus mencerminkan karakteristik dari pembelajaran realistik. Menurut Samsul Hadi dalam Penduan Pelaksanaan PKG SJ (2002) menyatakan bahwa pembelajara matematika yang menggunakan metode Demonstrasi atau realistik meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Pendahuluan
- melalui pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) riil bagi siswa
- sesuai pengalaman dan tingkat pengetahuannya
- pelibatan dalam pembelajaran secara bermakna.
- diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.
2. Pengembangan
- siswa mengembangkan/menciptakan model simbolik secara informal
- model disesuaikan dengan persoalan/permasalahan yang diajukan.
- pengajaran berlangsung secara interaktif
- siswa diberi kesempatan menjelaskan
- memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikan
- memahami jawaban temannya
- menyatakan setuju terhadap jawaban temannya
- menyatakan tidak setuju, mencari alternatif lain.
3. Penerapan
- melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran
4. Penutup
- merangkum hal-hal yang merupakan inti dari materi bahasan.
- guru membimbing dan memberi kesempatan kepada siswa
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi , diharapkan dalam perilaku siswa memiliki ciri-ciri :
- siswa aktif dalam diskusi (mengajukan pertanyaan, mencari bahan pelajaran
- mampu bekerja sama dengan membuat kelompok-kelompok belajar.
- bersikap demokratis
- berani menyampaikan gagasan
- mempertahankan gagasan
- menerima gagasan orang lain.
Metode demonstrasi atau realistik adalah pembelajaran yang bertolak dari masalah realitas, siswa aktif, guru berperan sebagai fasilitator, guru membantu siswa membandingkan ide-ide itu dan membimbing mereka untuk mengambil keputusan tentang ide mana yang baik untuk mereka. Dalam pembelajaran perlu ditekankan pada keterkaitan antara kehidupan sehari-hari anak atau pengalaman anak dengan konsep-konsep matematika. Bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman sehari-hari maka anak-anak cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan konsep matematika. Perlu juga anak harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide atau konsep matematika yang berasal dari pengalaman pribadi siswa dalam kehidupan sehari-hari atau dari lingkungannya.
No comments:
Post a Comment