MEA telah menjadi kesepakatan yang kita terima. Terbukanya pasar ASEAN menjadikan produk dan jasa dengan sangat mudah bergerak antar negara ASEAN tanpa penghalang yang berarti. Hal ini menuntut setiap negara untuk meningkatkan daya saing produk dan jasanya sehingga dapat berkompetisi secara regional.
Profesi akuntansi termasuk salah satu jasa yang telah dibuka dalam pasar terbuka ASEAN. Namun tidak semua profesi akuntansi dibuka, untuk profesi auditor masih belum dibuka dan menunggu terbentuknya profesi bersama ASEAN yang disebut sebagai ASEAN CPA. Akuntan dan calon akuntan mau tidak mau harus bersiap menghadapi persaingan pasar jasa yang semakin terbuka dengan meningkatkan kompetensi.
Berdasarkan data kementerian dikti, jumlah mahasiswa Akuntansi se-Indonesia berjumlah 265.498 yang berasal dari 589 PT, dengan dosen Akuntansi berjumlah 6.654 orang. Dengan lebih dari 35.000 lulusan Akuntansi setiap tahunnya. Untuk memenangkan persaingan di era MEA, akuntan tidak cukup mengandalkan kompetensi yang dimiliki saat ini. Setidaknya perlu area pengembangan sbb.:
1. Meningkatkan soft skills
Interpersonal skills: leadership, motivasi, komunikasi efektif, negosiasi, problem solving, dll. Intra-personal skills: integritas, profesional, character building, creative thinking, dll.
2. Terus tingkatkan kompetensi Tidak cukup sekedar memenuhi persyaratan minimal pendidikan profesionalisme berkelanjutan (PPL). Bila hanya memenuhi persyaratan PPL, maka belum memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan akuntan lainnya.
3 Bangun networking Membangun networking yang kuat dan luas dengan individu dan institusi.
4. Memiliki sertifikasi akuntan profesional
Akuntan memiliki sertifikasi akuntan yang diakui internasional seperti: ACPA, CGMA
5. Memiliki integritas yang tinggi Bersaing tidak berarti menghalalkan segala cara, tetapi menjunjung kejujuran. Industri atau pemakai jasa akuntan profesional akan memilih akuntan yang berintegritas
6. Persiapan mental menjadi “Player” Optimis menghadapi MEA dan tidak gentar dengan akuntan asing. Targetnya adalah berperan sebagai “Player”, bukan “Victim”.
No comments:
Post a Comment