Tips Belajar Akuntansi

Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan

Membuat, melaksanakan dan menilai pendidikan tidaklah mudah, hal tersebut perlu proses, analisis dan evaluasi terhadap dampak dari hasil proses pendidikan yang dilaksanakan. Masalah pun muncul tatkala evaluasi yang dilaksanakan kurang efektif akibat sering terjadinya perubahan dalam sistem pendidikan. Menurut Farida (2000:1) mengemukakan bahwa terjadinya perubahan dalam sistem pendidikan disebabkan oleh : (1) kurangnya informasi yang dapat diandalkan tentang hasil pendidikan, tentang praktek, dan programnya; (2) kurangnya suatu sistem yang standar untuk memperoleh informasi tersebut dalam butir satu.

Evaluasi memiliki peran yang sangat strategis dalam pendidikan, dimana mempunyai fungsi dalam menentukan arah proses pendidikan yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat pengguna jasa pendidikan. Menurut Worten, Blaine R, dan James R, Sanders (1987) mengatakan bahwa evaluasi memiliki fungsi antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
  1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan

  2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar

  3. Menilai kurikulum

  4. Memberi kepercayaan kepada sekolah

  5. Memonitor dana yang telah diberikan

  6. Memperbaiki materi dan program pendidikan
Evaluasi secara umum mempunyai makna sebagai alat untuk mengetaui sampai sejauhmana ketercapaian dan kegagalan suatu program kegiatan dalam mewujudkan tujuan yang seharusnya dicapai. Dalam kaitannya dengan program pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajarannya (Ngalim, P., 1983). Di samping itu, evaluasi juga dapat diperuntukkan bagi guru-guru dan pengawas (supervisor) untuk mengukur sampai di mana efektivitas pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan mengajar, dan metode mengajar yang dipergunakan. Dari tujuan evaluasi di atas, maka betapa pentingnya peran serta fungsi evaluasi dalam proses pembelajaran kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Sedangkan secara khusus kegiatan penilaian (evaluasi) adalah untuk menilai keterlaksanaan program sehingga diperoleh informasi tentang keterlaksanaan program. Aspek sumberdaya pendidikan terdidri dari : (a) aspek siswa, (b) aspek guru, (c) aspek manajemen kepala sekolah, (d) aspek partisipasi masyarakat/yayasan, (e) aspek mekanisme pelaksanaan program, serta (f) aspek pendukung dan penghambat. Yang tentunya berbeda dengan penelitian khususnya dalam tahapan kegiatan yang dilakukan:

Sebagaimana dapat dilihat pada matrik dibawah ini.


Jenis Indikator


Penilaian (Evaluation)


Penelitian (Research)


Dasar Berpijaknya


Senantiasa mendasarkan diri pada suatu criteria (tolok ukur


Belum tentu mendasarkan diri pada suatu criteria


Tujuannya


Bukan untuk menemukan dalil atau teori, atau menarik kesimpulan yang sifatnya berlaku umum (generalisasi), melainkan bertujuan untuk menentukan nilai dari sesuatu, atas dasar kriteria (tolok ukur) yang telah ditentukan


Bertujuan untuk menemukan dalil atau teori, atau menarik kesimpulan yang sifatnya berlaku umum (general)

Temanya
Tema dari penilaian adalah melakukan pengukuran untuk memperoleh data yang akan dibandingkan dengan kriteria yang ada. Memberikan interpretasi terhadap data hasil pengukuran apakah sesuai ataukah menyimpang dari kriteria yang ada. Menentukan pendapat dan mengambil keputusan sebagai tindakan langsung hasil penilaian. Jadi orientasi evaluasi adalah pengambilan keputusan (decision oriented)

Temanya:
Melakukan pengukuran dalam rangka menemukan dalil atau menarik kesimpulan yang bersifat umum, memberikan interpretasi terhadap data hasil pengukuran. Menarik kesimpulan (conclusion) hasil penelitian dan membuat prediksi.

Jadi penelitian berorientsai pada penyimpulan


Dikutip dari Anas Sudijono (2005), ibid. h.. 8

Menurut para ahli, evaluasi didefinisikan sebagai berikut:
  1. Evaluasi merupakan kegiatan pemeriksaan yang sistematis dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dan akibatnya pada saat suatu program dilaksanakan. Pemeriksaan diarahkan untuk membantu memperbaiki program itu dan program lain yang memiliki tujuan yang sama (Cronbach, 1980).

  2. Evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai (Ralph Tyler, 1950).

  3. Evaluasi diartikan sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakan ada selisih (Maclcolm & Provus, 1971).

  4. Evaluasi merupakan proses menjaring, mendapatkan, dan menyajikan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan alternatif keputusan (Stufflebeam, 1983)

  5. Evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa objek (Joint Commite, 1981).
Selanjutnya, menurut Robert O. Brinkerhoff (1983), terdapat sepuluh pertanyaan yang harus dijawab untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut:
  1. Bagaimana evaluasi didevinisikan?

  2. Apakah yang merupakan corak yang unik dari suatu evaluasi?

  3. Bagaimana anda mengetahui ketika kamu lihat satu?

  4. Bagaimana cara membedaknnya dengan berbagai hal seperti " pengukuran" atau " penelitian?"

  5. Apakah evaluasi yang mengajukan test dan daftar pertanyaan?

  6. Menyediakan informasi untuk pembuat keputusan?

  7. Menentukan apakah tujuan telah dicapai?

  8. Penilaian sesuai?

  9. Atau sesuatu yang lainnya?
Scriven (1967), membedakan evaluasi kedalam dua bagian yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Sedangkan Stufflebeam membedakan menjadi Proactive evaluation, untuk keperluan pertanggungjawaban, dan Retroactive evaluation untuk keperluan pertanggungjawaban. Evaluasi memiliki dua fungsi yaitu fungsi formatif dan sumatif. Fungsi formatif dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Sedangkan fungsi sumatif dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Dengan demikian, evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggunggjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.

Dalam evaluasi pendidikan, pendekatan ini dipakai dalam menilai (1) manfaat dan tujuan pendidikan, (2) mutu rencana, (3) sampai sejauh mana tujuan dijalankan, (4) mutu hasilnya. Dengan demikian evaluasi hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan, desain trining, implementasi, transaksi, dan hasil training.

Menurut Farida (2000:5) bahwa kriteria apa yang dipakai untuk menilai suatu objek evaluasi yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria peneilaian suatu objek adalah: (a) kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai, (b) penggunaan optimal dari sumber-sumber dan kesempatan, (c) ketepatan efektivitgas training, (d) pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya. Kriteria yang ganda (multiple) hendaknya sering dipakai. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa yang harus dilayani dalam evaluasi yaitu: (a) evaluasi dapat mempunyai lebih dari seorang audiensi, (b) masing-masing audiensi mungkin punya kebutuhan yang berbeda, dan (c) audiensi khusus yang kebutuhannya harus dirumuskan dengan jelas pada waktu memulai rencana evaluasi.

Seseorang yang akan mengevaluasi suatu program disebut Evaluator. Untuk menjadi seorang evaluator, harus memiliki beberapa kompetensi yaitu:
a. Mengetahui dan mengerti teknik pengukuran.
b. Mengetahui dan mengerti metode penelitian.
c. Mengetahui tentang kondisi sosial, dan hakikat objek evaluasi.
d. Mempunyai kemampuan human relation.

Untuk tujuan tersebut, seorang evaluator harus memenuhi standar dalam menilai evaluasi. Standar untuk menilai evaluasi: (a) Utility (bermanfaat dan praktis), (b) accuracy (secara teknik tepat), (c) fesibility (realistik dan teliti), (d) proppriety (dilakukan dengan legal dan etik).
Share:

No comments:

Post a Comment