Pernahkah diantara kita merasa sulit untuk mencari
artikel pendidikan, buku-buku, atau bahan-bahan lain yang berkaitan dengan
dunia pendidikan? Jika hal itu terjadi tentu bukanlah hal yang mengherankan
sebab, sejauh ini Indonesia hanya menyumbang 0,012 persen dari total publikasi
ilmiah dunia. Apabila harus dibandingkan dengan negara tetangga, kita masih kalah
oleh Thailand (0,086 persen), Malaysia (0,064 persen), Singapura (0,179
persen), dan Filipina (0,035 persen). Penyumbang terbesar publikasi ilmiah
masih dipegang Amerika Serikat (30,8 persen)
Penelitian merupakan salah satu dari bentuk kegiatan
pengembangan profesi guru yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tentang Penetapan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kredit, serta Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaandan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993 Nomor 25 Tahun 1993 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, pada
prinsipnya bertujuan untuk membina karirkepangkatan dan profesionalisme guru.
Dalam aturan tersebut, diantaranya dinyatakan bahwa untuk keperluan kenaikan
pangkat/jabatan Guru Pembina/Golongan IVa ke atas, diwajibkan adanya angka
kredit yang diperoleh dari kegiatan pengembangan profesi. Melalui sistem, angka
kredit tersebut, diharapkan dapat diberikan penghargaan secara lebih adil dan
lebih profesional terhadap pangkat guru yang merupakan pengakuan profesi dan
kemudian akan meningkatkan kesejahteraannya. Beberapa bidang kegiatan
pengembangan profesi guru terdiri dari: (1) melakukan kegiatan karya tulis
ilmiah/karya ilmiah di bidang pendidikan; (2) membuat alat pelajaran/peraga
atau alat bimbingan (3) menciptakan karya seni (4) menemukan teknologi tepat
guna di bidang pendidikan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
Dari kelima kegiatan diatas penyusunan KTI merupakan
kegiatan pengembangan profesi yang kian diminati. Hal ini menurut Prof.
Suharsimi Arikunto (2007) disebabkan karena para guru menganggap KTI memiliki
relevansi langsung dengan tugas fungsionalnya dalam pembelajaran dikelas. Namun
demikian hal ini tidak dilanjuti oleh para guru. Dalam Harian Kompas, Edisi
Jumat, 27 Maret 2009 : “Guru-guru pegawai negeri sipil di tingkat pendidikan
dasar dan menengah sulit mencapai golongan pangkat di atas IV A karena
kemampuan mereka dalam membuat karya tulis masih lemah. Padahal, membuat karya
tulis menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat. Berdasarkan data Badan
Kepegawaian Nasional Tahun 2005, sekitar 1,4 juta guru berstatus pegawai negeri
sipil (PNS). Umumnya guru-guru tersebut berada di golongan pangkat III/A sampai
III/D yang jumlahnya mencapai 996.926 guru. Adapun di golongan IV ada 336.601
guru, dengan rincian golongan IV/A sebanyak 334.184 guru, golongan IV/B
berjumlah 2.318 guru, golongan IV/C sebanyak 84 guru, dan golongan IV/D ada 15
guru.
Rendahnya kegiatan penulisan karya tulis ilmiah guru
juga mengandung arti bahwa pemahaman guru tentang penelitian tindakan kelas
juga masih rendah. Padahal penelitian tindakan kelas memiliki manfaat bagi
guru, siswa dan sekolah.
Manfaat penelitian tindakan kelas bagi sekolah
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Membantu guru dan tenaga kependidikan
lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar
kelas. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. Menumbuh-kembangkan
budaya ilmiah di lingkungan sekolah, untuk proaktif dalam melakukan perbaikan
mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. Memberikan nilai tambah
(value added) yang positif bagi sekolah Menjadi alat evaluator dari program dan
kebijakan pengelolaan sekolah yang sudah berjalan
Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru
Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,
sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi
kebutuhan peserta didik. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang
menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena
strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran
demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh. Memberikan nilai tambah
(value added) bagi guru dalam menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau
tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut
mendukung professionalisme dan karir pendidik
Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas
yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan
kulitas pembelajaran yang penting dalam proses sertifikasi guru dan atau bagi
guru negeri sebagai prasyarat kenaikan pangkat dari IVa ke IVb. Selain itu
hasil-hasil penelitian tindakan kelas yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai
bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah
Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di
kelas sekaligus ketercapaian ketuntasan belajar siswa. Mewujudkan kerja
sama, kaloborasi, dan
atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau
beberapa sekolah untuk bersama-sama. Memecahkan
masalah dalam pembelajaran
dan meningkatkan mutu pembelajaran.Peningkatan atau perbaikan
kualitas keterampilan guru dalam penggunaan media, alat bantu belajar, dan
sumber belajar lainnya. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. Pembiasaan
guru dalam memecahkan masalah dan pembelajaran berbasis hasil temuan penelitian
secara empiris
Manfaat penelitian tindakan kelas bagi siswa
Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah. Peningkatan
atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. Peningkatan dan
perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa
di sekolah. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Memberikan
bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru
Berangkat dari ini semua maka sebagai guru, perlu
melakukan perubahan dan berkomitmen pada diri sendiri dan lingkungannya untuk
mulai aktif dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Sebab pada hakekatnya
kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan.
No comments:
Post a Comment